Bermula dari maraknya pemberitaan melalui medsos dalam kurun waktu saat ini tentang adanya tindakan kekerasan serta perilaku perundungan pada para pelajar baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan pendidikan di pondok pesantren, maka dalam rangka menjaga penyelenggaraan pendidikan yang berkarakter dengan mengimplementasikan Profil Pelajar pancasila, SMK Negeri 3 Pacitan sebagai bagian sekolah yang melaksanakan program SMK Pusat Keunggulan tahun 2022 Skema Lanjutan berupaya Membangun Deklarasi bersama semua warga sekolah dalam mewujudkan sekolah anti terhadap perundungan (bullying) dan anti tindakan kekerasan melalui kegiatan Pelaksanaan Workshop Aktualisasi Penyusunan Program Anti Perundungan (Bullying), Narkoba dan Kekerasan/ Pelecehan Seksual dengan menggandeng Narasumber/ Fasilitator bidang Psikologi dari Mitra Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana-Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB-P3A) Kabupaten Pacitan.
Jadwal agenda pelaksanaan kegiatan workshop penyusunan program anti perundungan yang rencananya disusun pada bulan Oktober-Nopember ini, Kepala Sekolah memiliki kebijakan agar kegiatan bisa dilaksanakan lebih awal (tanggal 7 September 2022) sebagai upaya tindakan preventif bagi semua warga sekolah terhadap pemahaman program anti perundungan, bahaya narkoba serta kekerasan/ pelecehan seksual di lingkungan sekolah.
Aris Sunarno, S.Pd.,M.M. selaku Kepala SMKN 3 Pacitan dalam sambutannya secara panjang lebar menjelaskan kepada para peserta workshop bagaimana Jajaran sekolah berusaha membangun konsep-konsep penyelenggaraan pendidikan yang santun, berkarakter jauh dari adanya tindakan kekerasan maupun perundungan baik antar pelajar maupun antara guru dengan siswanya saat memberikan sangsi.
Perihal Tata tertib sekolah yang sudah disepakati bersama Aris Sunarno menekankan hendaknya wajib dipatuhi dan pasang di setiap ruang kelas serta sempatkan Guru saat mengajar membacakan 2 atau 3 poin bunyi tata tertib tersebut agar tidak hanya sebagai pajangan.
Menyinggung adanya Satgas Agen Perubahan yang sudah terbentuk pada tahun 2021 yang beranggotakan para siswa pilihan dari kelas X, XI dan XII, KS berharap agar satgas agen perubahan ini mampu tampil sebagai percontohan dalam mewujudkan pelajar yang unggul, berkarakter, disiplin, santun dan berbudi pekerti yang luhur serta mampu menggandeng maupun memotivasi teman-temannya untuk senantiasa bertindak yang lebih baik selaku pelajar Indonesia dengan penguatan dimensi Profil Pelajar pancasila sebagai insan calon generasi penerus bangsa yang tangguh.
Memasuki sesi awal workshop, Narasumber/ Fasilitator bidang psikologi dari DPPKB-P3A, Prasetyo Aji, S.Psi menyajikan paparan materi tentang Standarisasi Sekolah Ramah Anak, Anti Perundungan (bullying) & Stop Kekerasan seksual. Dijelaskan oleh Aji bahwa Sekolah Ramah Anak adalah satuan pendidikan formal, non formal dan in formal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup mampu menjamin hak-hak anak dan perlindungan dari kekerasan maupun diskriminasi pendidikan.
Dalam upaya memotivasi semangat peserta workshop, Prasetyo Aji menyampaikan tentang adanya landasan filosofis bahwa Anak adalah amanat Tuhan yang harus dijaga dan diperlakukan sebaik-baiknya, Anak adalah generasi penerus keluarga, bangsa dan peradaban, Anak adalah pemilik dan penentu masa depan bangsa.
Pada sesi selanjutnya, setelah ishoma penyampaian materi yang juga tidak kalah pentingnya dalam membangun motivasi warga sekolah untuk memerangi dan menjaga masuknya bahaya narkoba di lingkungan sekolah, fasilitator bidang pembinaan remaja Widiono Ahmad Fajri, S.Pd. menguraikan tentang Bahaya Narkoba dan Tantangannya bagi Remaja dan Program Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R).
Fajri menekankan upaya pencegahan terhadap masuknya narkoba di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah khususnya bagi para pelajar diantaranya lakukan komitmen bersama untuk Stop Narkoba, bangun sikap religi yang kuat serta berperilaku positip sebagai insan generasi bangsa yang luhur. Di akhir paparan materi diusulkan oleh Fajri bahwa sekolah seyogyanya mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler program kegiatan konseling remaja sekolah sebagai wacana untuk menumbuh kembangkan nilai-nilai karakter yang hakiki juga sebagai kegiatan layanan komunikasi konseling.
#writer_Cak Ryant’