Halo hai sobat skaga
Dalam acara “Sarasehan Pembauran Kebangsaan” dengan tema “Dari Toleransi Menuju Kolaborasi, Pemuda Sebagai Penggerak Harmoni Sosial”, serta juga diikuti dengan festival kuliner. Acara ini di laksanakan pada hari Minggu 30 November 2025, pukul 06. 30— 10.00 WIB di Halaman Perpusda (perpustakaan daerah) Kabupaten Pacitan. Kami dari OSIS SMKN 3 PACITAN menurunkan tiga perwakilan untuk menghadiri acara Sarasehan ini.
Acara ini di hadiri oleh:
- Bapak Endro Wahyudi S.pd
- Bapak Ibtu Andi Indra Eshar
- Bapak Khoirul Anum
- Bapak Susianto, S.H.
Tentang acara
Acara sarasehan ini membahas tentang kolaborasi yang dapat dilakukan oleh para pemuda untuk memajukan pendidikan dan pola pikir yang ada di Indonesia terutama daerah Kabupaten Pacitan. Banyak pemuda di Indonesia yang memiliki banyak keterampilan namun mereka malu dan ragu untuk menunjukkannya. Di sini mereka membahasnya melalui sudut pandang budaya.
Sebenarnya persoalan pemuda yang ragu menunjukkan kemampuan itu bukan sekadar soal “kurang percaya diri”, tapi ada pola yang sudah lama hidup di tengah masyarakat kita. Banyak lingkungan yang membiasakan anak muda untuk diam dulu, “jangan menonjol”, atau takut dianggap sombong ketika menunjukkan kemampuan. Akhirnya, budaya itu menempel dalam cara mereka berpikir: punya keterampilan, tapi merasa tidak pantas untuk maju lebih dulu.




Padahal di Pacitan sangat banyak budaya dan tempat-tempat eksotis yang dapat di lestarikan. Pacitan juga merupakan daerah yang dihuni oleh masyarakat dengan latar belakang suku, budaya, dan tradisi yang beragam. Keberagaman ini menjadi kekuatan ketika dikelola secara bijaksana melalui ruang-ruang seni, budaya, dan dialog kebangsaan. Para narasumber (pemateri) menegaskan pentingnya menjaga nilai persatuan, sementara para pemuda dipandang sebagai penggerak pembangunan serta pemersatu bangsa. Sejalan dengan pesan para proklamator, pemuda yang memiliki kesadaran kebangsaan yang kuat mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik.
Selain membahas di ranah budaya, dari bapak Ibtu Andi Indra Eshar (Kasat Intel Kapolres Pacitan) menambahkan tentang “tantangan di era digital yaitu penyebaran informasi hoax serta kurangnya interaksi dan pendekatan bagi para remaja.”
Di era digital seperti sekarang rawan sekali dengan berita hoax. Mirisnya banyak berita hoax yang kita percaya dan kita anggap itu benar, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Banyak sekali cara yang dapat dilakukan agar hoax ini dapat menyebar. Salah satu alat penyebar hoax itu adalah ponsel yang senantiasa kita genggam dan bawa kemana-mana. Jika kita tidak berhati-hati dan memastikan informasi itu benar atau tidak, maka kita akan terbawa arus dan terjerumus oleh berita hoax tersebut.
Terdapat 4 pola dalam merawat keberagaman:
- etika dan toleransi digital
- literasi digital
- menganalisis potensi-potensi
- peran pemerintah dan masyarakat.
Setelah narasumber selesai memberikan meteri dilanjut dengan tanya jawab dan sering sering.
Harapan acara
Dengan diadakan kegiatan ini, diharapkan mampu menumbuhkan sikap toleransi, memperkuat rasa saling menghargai, serta etika digital. Selain itu, acara ini diharapkan menjadi wadah untuk memperluas wawasan kebangsaan dan komitmen bersama dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penulis : Berliana Surya S. dan Indah Nur L
Website Resmi SMK Negeri 3 Pacitan Informasi SMK Negeri 3 Pacitan Jl. Letjend. Suprapto No. 47 Pacitan – Jawa Timur
