Masalah sampah plastik di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang belum terselesaikan. Kondisi tersebut diperparah dengan minimnya tingkat pengumpulan sampah plastik dan daur ulang di Indonesia. Angka sampah plastik yang bisa dikumpulkan secara nasional belum menyentuh 15%
Sedangkan sampah plastik yang mampu didaur ulang baru mencapai 10%. Sementara, sebesar 50% sisanya tidak terkelola dan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Sebagai masyarakat, kita perlu turut andil dalam mengurangi pencemaran akibat sampah plastik ini. Bukan hanya orang dewasa saja, anak-anak juga harus memiliki kesadaran bijak plastik sejak dini untuk membantu mengurangi dampak sampah plastik.
Mengajarkan anak-anak untuk bijak plastik tidak hanya bisa dilakukan di rumah, lho. Aksi mengurangi dampak sampah plastik juga bisa dilakukan anak-anak di lingkungan sekolah. Ajak anak menjadi pelopor kesadaran bijak plastik dengan aksi sederhana, yuk!
Seperti kita tahu semua agama mengajarkan setiap pemeluknya untuk selalu menjaga keindahan dan kebersihan. Salah satu problem manusia adalah akhlak, terutama akhlak tentang kebersihan. Banyak di antara kita yang suka membuang sampah sembarangan, baik di rumah, di jalan, di kantor, di sungai, di got, dan lain sebagainya. Padahal dalam ajaran agama, memungut sampah adalah sedekah, membuang duri dari jalan adalah sedekah.
Kegiatan Wisuda Pelepasan Kelas XII SMK Negeri 3 Pacitan yang dilaksanakan di Gedung Gasibu tanggal 11-12 Mei 2023 tidak lepas dari masalah sampah, plastik bungkus snack, jajanan dan gelas minum.
Setelah kegiatan selesai, para siswa dengan penuh kesadaran memungut sampah sisa bungkus snack dalam kegiatan wisuda dan mengumpulkannya dalam kantong plastik, sehingga memudahkan petugas kebersihan untuk mengangkutnya.
Salut dengan kesadaran dan kepedulian para siswa akan pentingnya kebersihan dan menjaga lingkungan. Mari kita lanjutkan langkah kecil ini untuk bumi kita yang lebih baik.
@shafindri
You’re writer..
Spirits..!!